Pernikahan dengan Anak Tokoh Tenar dan Keinginan Menjadi Belle



Beberapa waktu lalu, heboh beredar kabar mengenai seorang perempuan dari Jogja yang meninggalkan kekasihnya untuk menikah dengan anak seorang tokoh politik tenar. Mengapa hal remeh tersebut bisa menjadi sesuatu yang viral dan banyak diperbincangkan? Sebetulnya bukan hanya karena lelaki itu adalah anak tokoh terkenal. Tetapi karena perempuan tersebut, secara gamblang, menerangkan dengan jelas alasan mengapa dia memilih anak tokoh terkenal tersebut, dan memutuskan untuk meninggalkan kekasihnya yang tengah melaksanakan pendidikan di Akademi Kepolisian. Tidak hanya itu saja. Perempuan itu juga memberikan wejangan bagi para pria tentang keseriusan dalam sebuah hubungan. Oh ya, kira-kira sudah tahu ini kisah tentang siapa? Mungkin kalian bisa melihat tautan ini untuk tahu tentang hal tersebut.


Sebetulnya, perempuan itu tak akan terkena pasal perzinahan atau pasal lain terkait penodaan pernikahan karena memilih lelaki lain. Jelas, proses pacaran tak tercatat dalam hukum. Kalau pun memang mereka belum menikah, toh juga belum ada proses lamaran, dan tidak ada pihak keluarga yang merasa dipermalukan atau diciderai. Ya, mereka memang "hanya" pacaran. Tetapi kalau memang "hanya" pacaran, lantas mengapa perempuan itu harus membuat penjelasan bak konferensi pers yang serius di Instagram?


Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini pastilah akan menuai reaksi dari orang lain, baik reaksi negatif mau pun positif. Apabila kita melakukan sesuatu yang tak berkenan di hati orang lain, sudah pasti akan ada pembicaraan negatif. Apalagi masalah "pengkhianatan" semacam ini. Pasti perempuan itu akan dibenci oleh Sang Mantan dan teman-teman serta keluarga mantannya itu. Tetapi, dia tak perlu menyiarkan pembenaran tentang apa yang dia lakukan. Pembenaran bahwa dia adalah seorang wanita super alim yang mengidamkan hubungan serius, tentunya masih dengan menjelek-jelekkan semua hal yang ada pada diri mantannya.


Seseorang yang betul-betul berniat tulus tak perlu persetujuan dan pujian dari orang lain atas niatnya tersebut. Kalau memang dia merasa butuh menjelaskan sesuatu, berarti dia merasa bahwa ada yang salah dari dirinya. Entah baginya pernikahan saja sebetulnya tak cukup. Dia ingin terlihat seperti Belle dalam Beauty and The Beast yang tak hanya cantik, tetapi juga tulus. Dia ingin hubungan dengan suaminya tak hanya dia nikmati sendiri, tetapi dia ingin orang lain ikut menikmatinya. Kalau tidak begitu, dia tak perlu menjelaskan latar belakang pertemuan mereka dengan susah payah. Tak perlu pula memberikan tagar-tagar pernikahan yang membuat pernikahan itu tersiar bahkan kalau perlu ke seluruh dunia. Pernikahannya berarti bukan hanya tentang dia yang ingin mencari kebahagiaan dengan cara halal, tetapi juga tentang bagaimana dia menjadi princess di mata semua orang. Padahal, sebelum dia menjelaskan tentang hal ini, sebelum kisahnya diangkat di berbagai media, toh tidak akan banyak orang yang peduli. Paling-paling, orang di lingkungannya saja. Lagipula, anak tokoh ternama itu bahkan sebelumnya tidak setenar kakak perempuannya, bukan?


Banyak orang yang meninggalkan kekasihnya untuk menikah dengan orang lain yang mereka anggap lebih pantas dan lebih cocok. Tetapi, tidak semuanya menuai kritik, karena toh proses pacaran tidak punya ikatan hukum. Lagipula, mereka tidak banyak bicara seperti perempuan yang entah kenapa, mungkin punya cita-cita terselubung menjadi figur publik. Tentunya, terima kasih media sosial karena telah mewujudkan mimpi banyak orang tanpa talenta untuk menjadi figur publik: buat saja sensasi supaya mengalihkan perhatian dunia.

Post a Comment

0 Comments